Friday, October 21, 2011

outsourcing dalam sebuah kisah

Selain dari perusahaan asli dan perusahaan palsu. Jobseeker juga mesti lebih teliti sama status pekerjaannya. Ada yang statusnya tetap, kontrak, atau outsource. Nah, tipe yang ketiga inilah yang juga banyak dihindari sama para jobseeker karena sistemnya yang dianggap sebagian orang justru merugikan karyawan. Jadi ya sodara2, outsourcing itu adalah sejenis sistem ketenagakerjaaan dimana karyawan mendapat gaji yang terlebih dahulu dipotong oleh yayasan penampung outsourcer itu. Jadi otomatis gaji kita kecil dan lagi gak ada tunjangan seperti yang dimiliki oleh  para karyawan tetap. Untuk sebagian orang, outsourcing memang no problemo tapi tidak demikian untuk orang yang lain. Perlu ditekankan disini bahwa tidak ada yang salah dengan outsourcing. Sekali lagi. tidak ada yang salah dengan outsourcing. Pada kasus ini yang terjadi hanyalah kekecewaan yang muncul karena permainan perasaan dimana ekspektasi jobseeker yang sudah kadung tinggi harus dijatuhkan oleh realita*assseeek.

Lagi2 saya sudah punya pengalaman tentang ini*he2. Waktu itu saya dapet tawaran lowongan dari sahabatnya sahabat saya yang bernama jeng Qory (yee kor, nama lu gw sebut nih). Itu dari bank Dana*on di gedung Se*tra Mu*ia. Kita bahkan berangkat pagi2 banget. Naik transjakarta Tanya kanan kiri  bahkan kita sampe nyiapin materi tentang bank itu buat jaga2 kalo ditanyain sama interviewernya*kurang niat apa coba.

Kita nyampe sana jam 10an  sesuai dengan yang dijanjikan. Bahkan kita sempet ikut simulasi kebakaran gedung dulu (sumpah itu becanda banget). Ini bener2 pengalaman banget deh sesuatu pokoknya. Di ruang tunggu itu ada satu orang juga yang ternyata mau interview dengan lowongan dan posisi yang sama dengan kita yaitu sebagai Back office. Setelah nunggu hampir 2 jam akhirnya muncullah si tersangka (RED: interviewernya wahaha) dan langsung memanggil si Qory buat interview. Cukup 15 menit saja, si jeng Qory pun keluar dengan raut wajah yang tak saya harapkan. Nyaprut.

Qory: “yah jaw, ternyata statusnya outsourcing”
Djw: “APAAA?”*lebay

Mendengar hal tersebut, walopun gak mirip pak ogah, saya pun jadi ogah2an buat interview sama si tersangka itu. Udah ilang respek deh. Tadinya pengen langsung pulang aja tapi sayang juga kalo ngeliat perjuangan saya sampe kesini. Jadi deh jabanin aja. Apapun yang dia tanya, saya jawab sesotoy mungkin.

Tersangka: “kamu tahu gak kerjaan back office?”
Djw: “iya tahu pak, banyak berkaitan sama Microsoft office”
Tersangka: “Betul, terutama Ms. Excel. Kamu bisa Ms. Excel?”
Djw: “bisa pak, Alhamdulillah saya sudah tersertifikasi”
Tersangka: “o, kira2 seberapa sih kemampuan kamu?”
Djw: “yaa..bisa dibilang excellence lah pak”
Tersangka: “kalau begitu kamu tau Vlookup donk?”
Djw: “haah?apaan tuh pak?”<--see that the sotoy is inside of me

Dan lebih anehnya si tersangka itu justru lebih antusias menanyakan tentang tae kwon do yang pernah saya tekuni. Segala nanya sabuk apalah, latihan dimanalah.

Tersangka: “saya gak percaya lho, perempuan berjilbab seperti kamu ikut tae kwon do” 
                    (sambil ketawa2 gak percaya gitu)
Djw: (bisaan deh ngerayunya*GR. Jangan percaya sama saya pak..musyrik)

Fiuuh.alhamdulillah akhirnya saya dan jeng Qory bisa melenggang lega melewati pintu kantor itu. Kita saling menghibur satu sama lain bahwa ini bagian dari kisah perjuangan kita dalam mencari kerja yang bisa kita ceritakan pada anak cucu kita nanti. Setelah makan siang, kami pun pulang naik transjakarta lagi. Di dalem transjakarta, kebetulan kita dapet tempat duduk jadi tak lupa berfoto2 ria sambil terus bercerita,

Qory: “yang lebih parah mah cewek yang tadi mau di wawancara setelah kita itu jaw”
Djw: “ha?emang kenapa dia kor?”
Qory: “masa dia bilang, outsourcing itu apaan sih?”

-----------
Sekian


wallohualambissowab

*in my past memory Bank D Lt.8 Gedung Sentra Mulia, Jakarta
Good luck for us!!





No comments:

Post a Comment

Give your opinion..