Wednesday, November 7, 2012

Bersama Rasulullah di Surga (aamiin)


Bahagia gak sih kalian masih punya orang tua?mungkin ada yang bilang bahagia banget, ada yang bilang biasa2 aja, bisa juga ada yang bilang gak bahagia bahkan. Masing-masing jawaban punya alasan sendiri. Yang bilang bahagia banget berarti hubungan dia dengan orang tua pasti sangat baik sehingga dia begitu beryukur, yang bilang biasa aja mungkin hubungan dia dengan orang tua yaa emang biasa2 aja dan dia nerima2 aja dengan orang tua yang menurutnya biasa itu, dan yang bilang gak bahagia bisa dipastikan hubungan dia dengan orang tua gak begitu harmonis atau bisa jadi broken home. Yaa..bisa jadi. Semua tergantung gimana cara kita ngelihatnya.

Orang tua dan anak itu bagian dari sebuah komunitas terkecil yang disebut Keluarga. Keluarga pada dasarnya adalah wadah dasar bagi semua orang untuk mendapatkan kebahagiannya, memperoleh kasih sayang. Pasti bahagia donk kalo kita masih punya ayah yang bisa melindungi kita, masih punya ibu yang selalu nyiapin makanan super enak buat kita. Bukankah itu cukup untuk kita bersyukur?kenapa harus gengsi untuk bersyukur telah diberikan orang tua yang biasa2 saja oleh Alloh swt sedangkan di luar lingkaran kita masih banyak anak-anak yang gak punya orang tua. Anak-anak yatim piatu.

Pernah kepikiran gak sih kemana mereka harus minta pujian saat mereka juara kelas sedangkan di depan mata dia temen-temennya yang gak juara kelas aja dielus-elus kepalanya sama ibunya. Pernah kepikiran gak sih kemana mereka harus sungkeman pas idul fitri sedangkan dihadapan mereka anak2 seusia mereka lagi dimanja2 sama orang tuanya?disaat kita menganggap bisa saling bercanda ketawa-ketawa berbagi cerita sama bapak ibu adalah hal yang biasa, moment itu jadi moment paling mewah yang gak bisa mereka rasakan. Kebayang gak perasaan mereka?Lets play their role. What will you feel?

“Barang siapa yang mengikutsertakan seorang anak yatim diantara dua orang tua yang muslim, dalam makan dan minumnya, sehingga mencukupinya maka ia pasti masuk surga.” [HR. Abu Ya'la dan Thobroni, Shohih At Targhib, Al-Albaniy : 2543].
Kalo saya sendiri, berhubungan dengan anak yatim itu menimbulkan efek ketagihan. Kenapa ya? Gak tau deh, perasaan orang masing2 bisa berbeda sih. Saya sendiri menyantuni anak yatim itu sebagai bentuk rasa syukur udah dikasih orang tua yang sangat asik dengan kondisi keluarga yang membahagiakan. Dan selain itu juga selalu ada perasaan bahagia kalo liat anak2 yatim pada seneng. Kayaknya tuh sesuatuuu banget. Dan sepertinya hal itu juga yang dirasain sama temen2 FORMASI (Forum Remaja Masjid Bukit Asri) pas selesai ngadain buka bersama anak yatim mereka langsung pada bilang “iih..pengen ngadain lagi deeh”. Lihat anak2 yatim itu seneng tuh kayaknya langsung melenyapkan capek2nya temen2 FORMASI bungkus2in kado, ngumpulin uang, bikin makanan. Jadi bikin orang lain bahagia itu bisa bikin kita bahagia. Cobain deh.

Begitu istimewanya anak-anak yatim itu, sehingga Rasulullah SAW mengatakan :

“Aku dan orang-orang yang mengasuh/menyantuni anak yatim di Surga seperti ini”, Kemudian beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah seraya sedikit merenggangkannya. [HR. Bukhari]
Pasti gak ada yang gak mau masuk surga donk. Apalagi bisa dekat dengan Rasulullah saw disana (Waaah..mau banget..aamiin yaa robbal aalamiin). Selain itu, menyantuni anak yatim juga bisa melunakkan hati yang keras sebagaimana yang disabdakan Rasulullah saw:

“Ada seorang laki-laki yang datang kepada nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam mengeluhkan kekerasan hatinya. Nabipun bertanya : sukakah kamu, jika hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu terpenuhi ? Kasihilah anak yatim, usaplah mukanya, dan berilah makan dari makananmu, niscaya hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu akan terpenuhi.” [HR Thabrani, Targhib]
Rasulullah Muhammad saw, tauladan kita sepanjang masa, adalah sosok yang sangat mencintai anak yatim. Beliau mengajarkan kita untuk menyayangi anak yatim sebagaimana yang beliau contohkan dalam tiap perbuatannya. Seperti kisah beliau ketika menemukan gadis kecil yang menangis di hari raya Idul Fitri berikut ini.

Fajar 1 Syawal menyingsing, menandai berakhirnya bulan penuh kemuliaan. Senyum kemenangan terukir di wajah-wajah perindu Ramadhan, sambil berharap kembali meniti Ramadhan di tahun depan. Satu persatu kaki-kaki melangkah menuju tanah lapang, menyeru nama Allah lewat takbir, hingga langit pun bersaksi, di hari itu segenap mata tak kuasa membendung airmata keharuan saat berlebaran. Sementara itu, langkah sepasang kaki terhenti oleh sesegukan gadis kecil di tepi jalan. "Gerangan apakah yang membuat engkau menangis anakku?" lembut menyapa suara itu menahan beberapa detik segukan sang gadis.

Tak menoleh gadis kecil itu ke arah suara yang menyapanya, matanya masih menerawang tak menentu seperti mencari sesosok yang amat ia rindui kehadirannya di hari bahagia itu. Ternyata, ia menangis lantaran tak memiliki baju yang bagus untuk merayakan hari kemenangan. "Ayahku mati syahid dalam sebuah peperangan bersama Rasulullah," tutur gadis kecil itu menjawab tanya lelaki di hadapannya tentang Ayahnya.

Seketika, lelaki itu mendekap gadis kecil itu. "Maukah engkau, seandainya Aisyah menjadi ibumu, Muhammad Ayahmu, Fatimah bibimu, Ali sebagai pamanmu, dan Hasan serta Husain menjadi saudaramu?" Sadarlah gadis itu bahwa lelaki yang sejak tadi berdiri di hadapannya tak lain Muhammad Rasulullah SAW, Nabi anak yatim yang senantiasa memuliakan anak yatim. Siapakah yang tak ingin berayahkan lelaki paling mulia, dan beribu seorang Ummul Mukminin?

Begitulah lelaki agung itu membuat seorang gadis kecil yang bersedih di hari raya kembali tersenyum. Barangkali, itu senyum terindah yang pernah tercipta dari seorang anak yatim, yang diukir oleh Nabi anak yatim. Rasulullah membawa serta gadis itu ke rumahnya untuk diberikan pakaian bagus, terbasuhlah sudah airmata. Lelaki agung itu, shalawat dan salam baginya.

(source: http://www.muthi.com/lebaran.php)

Semoga sedikit artikel ini bisa cukup menggambarkan kebahagiaan yang saya dan teman2 saya rasakan ketika bersama anak yatim. Dan juga semoga bisa bikin temen2 yang lain pada pengen ngerasain kebahagiaan yang sama. Aamiin

Oia, bentuk kasih sayang kita pada anak yatim tidak harus dalam bentuk uang tapi bisa juga dalam bentuk kegiatan2 seperti mengajar, bermain, atau kegiatan positif lainnya yang bisa menyenangkan mereka. Percaya deh, apapun pemberian dari yang kita punya, terlebih yang kita cintai pasti disaksikan oleh Alloh.
 Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya.” [Ali Imran: 92]

No comments:

Post a Comment

Give your opinion..