Thursday, September 10, 2009

..dan alam semesta pun kehilangan cahayanya..

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam.
"Bolehkah saya masuk?" tanyanya.
Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?"
"Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut.
Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan.
Seolah-olah bagian demi bagian wajah anaknya itu hendak dikenang.
"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakan tangisnya.
Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut bersama menyertainya.

Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. "Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.

"Engkau tidak senang mendengar kabar ini?" Tanya Jibril lagi.
"Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"
"Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku :
'Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril. Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."
Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.
"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi.
"Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku. "Badan Rasulullah mulai dingin,kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya.
"Uushiikum bis-shalaati, wa maa malakat aimaanukum"(Peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu)

" Di luar, pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan.
Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
"Ummatii, ummatii, ummatiii!" - "Umatku, umatku, umatku"


Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu.
Kini,mampukah kita mencintai sepertinya?
Betapa cintanya Rasulullah kepada kita maka perbanyaklah shalawat untuknya..
Allaahumma sholli 'alaa Muhammad wa baarik wa sallim 'alaihi.

Wednesday, September 9, 2009

Yaa 4WI..Ramadan nya 10 hari lagi..(hiks)

Dari Aisyah RA, "Adalah Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam apabila masuk pada sepuluh hari (terakhir bulan Ramadhan), beliau mengencangkan kainnya (menjauhi wanita yaitu istri-istrinya karena ibadah, menyingsingkan badan untuk mencari Lailatul Qadar), menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya. "
(HR Bukhari 4/233 dan Muslim 1174).

Ramadan, bulan yang selalu dirindukan oleh para pencari ampunan. Bulan ini benar-benar penuh ampunan dan berkah. Sehela nafas kita begitu mahal hingga tak boleh sia-sia begitu saja tanpa dzikir kepada Allah. Sedegup jantung kita begitu berarti hingga tak rela berdegup tanpa torehan amal soleh yang menyertainya.

Namun, sungguh benar-benar tak terasa, detik demi detik berkejaran, bulan ini sebentar lagi usai. Euphoria kesyahduannya akan padam berganti dengan “syahdunya” duniawi. 10 hari lagi Ramadan akan usai, setan-setan akan dilepas dari belenggunya, pintu neraka kembali dibuka, manusia kembali lupa akan akhirat dan kembali pada fananya dunia.

10 hari terakhir yang tersisa di bulan Ramadan ini ternyata memiliki keistimewaan yaitu terdapatnya malam Lailatul Qadr. Lalu, Apakah itu malam Lalilatul Qadr?

“Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.”(QS al-Qadr:4-5)

Lalu kapan tepatnya malam Lailatul Qadr ini?

"Carilah Lailatul Qadr pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir di bulan
Ramadhan," (HR Bukhari dan Muslim)

Malam yang begitu mulia ini adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan, dalam artian seseorang yang beribadah di malam ini pahalanya lebih baik daripada ia beribadah seribu bulan.

Menyemarakkan 10 malam terakhir ini, Rasulullah saw biasanya menggiatkan ibadah-ibadahnya antara lain :
• I'tikaf, yaitu berada di masjid. Rasulullah saw melakukan I'tikaf dan menjadikannya budaya yang tidak pernah beliau tinggalkan. Lebih baik lagi disertai dengan ibadah-ibadah lainnya seperti shalat Qiyamul Lail, perbanyak tilawah Al-Qur’an dan dzikrullah.

• Rasulullah juga mengajarkan kita untuk berdzikir mengucap ”Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu'anni ”(Ya Allah, sesungguhnya Engkau adalah pemaaf dan menyukai maaf, maka maafkanlah aku) pada malam Lailatul Qadr.
Selain mengejar malam Lailatul Qadr, pada 10 hari terakhir kita perlu meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah kita jauh lebih giat dari sebelumnya. Ada beberapa cara untuk mengoptimalkan ibadah kita ditengah padatnya aktivitas kita.

• Niatkan segala aktivitas sebagai ibadah. Kadangkala dibulan ini kita masih disibukkan dengan kuliah, pekerjaan, tugas-tugas, organisasi hingga kita melalaikan targetan Ramadan kita. Padahal sebenarnya segala sesuatu tergantung niatnya, bukankah belajar dan mencari nafkah serta berorganisasi bisa dikatakan jihad di jalan 4WI? Oleh karena itu, niatkan itu semua sebagai suatu ibadah dan jalani semua dengan ikhlas lillahita’ala. Asalkan jangan sampai kegiatan tersebut memalingkan kita pada ibadah-ibadah utama di bulan Ramadan.

Allah Azza Wajalla berfirman (hadits Qudsi): "Hai anak Adam, luangkan waktu untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku penuhi dadamu dengan kekayaan dan Aku menghindarkan kamu dari kemelaratan. Kalau tidak, Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan kerja dan Aku tidak menghindarkan kamu dari kemelaratan."
(HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

• kurangi jam online dan facebook-ing ganti dengan memperbanyak tilawah qur’an. Online seringkali dijadikan cara untuk ngabuburit. Tidak ada yang salah dengan ini selama tujuannya baik, hanya jika terlalu lama justru akan menyia-nyiakan waktu kita.

• perbanyak mengunjungi majelis ilmu dan dzikir. Majelis ini merupakan tempat berkumpulnya malaikat-malaikat 4WI dan berkah serta rahmat 4WI banyak dicurahkan didalamnya. Maka ramaikan majelis-majelis ini dengan kehadiran kita.

• jangan menunda-nunda ibadah apalagi kita hanya diberi waktu 10 hari lagi di bulan Ramadan.

• jauhi hal-hal yang menjauhkan diri dari mengingat 4WI
• jangan terlalu banyak tidur, karena tidur dapat membuat kita lalai dengan ibadah.

Sungguh benar-benar tak rela jika Ramadan meninggalkan kita tanpa belum sempat kita nikmati “jamuannya” yang begitu melimpah. Saudaraku, insya4WI kita masih diberi kesempatan 10 hari lagi untuk mereguk habis kebaikan-kebaikan di bulan Ramadan ini. Persiapkan diri kita agar lulus dari Ramadan menjadi pribadi yang lebih berkualitas dengan nilai A. Mari optimalkan!! ^o^