Friday, October 30, 2009

Menjadi Bangsa Besar dengan Open Source Software(OSS)

            Globalisasi menjadi sebuah era yang identik dengan pesatnya perkembangan teknologi. Keduanya begitu lekat hingga manusia di era global ini sangat bergantung pada teknologi untuk mempermudah segala kegiatannya. Diantara banyak teknologi yang dikembangkan oleh manusia, produk canggih yang sangat dibutuhkan manusia adalah komputer. Produk canggih yang terdiri dari hardware dan software ini mampu membantu manusia dalam bentuk penyediaan dan pembuatan data, membuat presentasi, laporan keuangan hingga menghubungkan kita pada berbagai informasi dan jaringan di seluruh dunia yaitu melalui Internet.
 Ketergantungan pada komputer juga dirasakan oleh masyarakat di Indonesia. Hampir seluruh kegiatan terutama di kota-kota besar saat ini sudah menggunakan komputer. Ini merupakan sebuah tuntutan bagi masyarakat global saat ini untuk mampu mengaplikasikan teknologi tersebut karena seseorang yang tidak mengerti teknologi (gaptek) dan menutup dirinya dari perkembangan zaman justru akan “mati” di zaman ini.
 Namun demikian, pada penyediaan komputer secara keseluruhan di Indonesia masih mengalami banyak kendala. Pada penyediaan hardware mungkin Indonesia tidak mengalami masalah yang berarti namun dalam penyediaan software, Indonesia masih belum mampu menggalakkan penggunaan software legal apalagi diperparah dengan banyaknya black market di Indonesia yang membuka keran pembajakan semakin besar. Software yang banyak digunakan di Indonesia adalah windows namun harganya masih belum terjangkau oleh masyarakat Indonesia pengguna komputer pada umumnya. Harga software asli yang belum terjangkau ini juga turut mendukung maraknya software ilegal.
  Software ilegal tidak dapat beroperasi secara optimal seperti aslinya namun demikian tetap saja lebih dicari daripada software asli. Selain karena harganya yang murah, software yang banyak dibajak ini cenderung lebih kompatibel dengan keadaan saat ini, misalnya saja windows karena telah banyak digunakan oleh masyarakat saat ini  maka pengguna komputer lain pun menggunakan windows juga, hal ini dimaksudkan untuk menyesuaikan diri terutama bagi masyarakat yang awam mengenai komputer.
Padahal bila kita ketahui lebih jauh, terdapat alternatif penggunaan software legal di Indonesia tanpa perlu membayar mahal bahkan gratis. Pada konteks penggunaan dalam instansi pemerintahan, penggunaan software ini mampu menghemat pengeluaran Negara untuk belanja software.  Software murah ini adalah Open Source Software (OSS) yang berbasis Linux. Software ini bebas dimanfaatkan, bebas disebarluaskan, dikembangkan bersama tanpa batas sehingga dapat lebih menyentuh kebutuhan pengguna di Indonesia. OSS ini  dikembangkan oleh komunitas Teknologi Informasi di Indonesia. Dalam mengaplikasikan software ini digunakan kode program yang dapat didistribusikan secara bebas. Penggunaan open source ini juga mampu mengembangkan kemampuan dan kreativitas masyarakat Indonesia karena, OSS ini bersifat terbuka dan mudah dimodifikasi melalui kode-kode yang sifatnya terbuka hal ini yang tidak kita temui di software yang banyak kita pakai saat ini.
 Pemerintah Indonesia mendukung penerapan Open source Software ini di Indonesia. Selain karena manfaatnya yang lebih banyak daripada software pada umumnya, juga karena  sebab lainnya. Berlakunya undang-undang Hak Kekayaan Intelektual (HKI) menjadi salah satu sebab yang melatar belakangi pengembangan OSS di Indonesia. Undang undang ini merupakan bentuk tuntutan nyata bagi pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi maraknya penggunaan perangkat lunak yang tidak berlisensi di Indonesia. Selain itu juga, dengan diterapkannya OSS di Indonesia diharapkan mampu mengatasi kesenjangan teknologi informasi antara negara berkembang dengan negara maju dimana hal ini menjadi kendala kurang berkembangnya teknologi informasi di Indonesia.
Bentuk dari dukungan pemerintah Indonesia adalah diikrarkannya Indonesia, Go Open source! (IGOS) yang merupakan  sebuah gerakan untuk meningkatkan penggunaan dan pengembangan Open Source Software di Indonesia. Sistem Desktop Nasional (SDN) IGOS menjadi salah satu produk software pertama yang diluncurkan dengan brand IGOS desktop dan  merupakan aplikasi lengkap untuk desktop.
Kalau pemerintah saja mendukung, kita tentu juga harus mendukung penerapan OSS ini di Indonesia. Salah satunya dengan mensosialisasikan berbagai manfaat yang diperoleh dari penerapan OSS ini serta perbandingannya dengan software pada umumnya. Setelah itu mendistribusikannya baik melalui CD installer maupun melalui link http://opensource-indonesia.com/kioss.php/. Proses pempopuleran OSS ini dapat diawali oleh pemerintah agar dapat memancing perubahan lainnya dengan mewajibkan seluruh instansi dalam sistemnya untuk menggunakan OSS ini. Selain itu juga kita perlu menguatkan persepsi bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menghargai hasil karya orang lain. Dengan begitu, diharapkan penggunaan dan penyebaran software ilegal di Indonesia dapat semakin berkurang dari tahun ke tahun. Go Open source!!

Tulisan ini dibuat untuk menyukseskan Lomba Blog Open Source P2I-LIPI dan Seminar Open Source P2I-LIPI 2009.

Tuesday, October 27, 2009

DIPONEGORO

Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api

Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.

MAJU

Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.

Sekali berarti
Sudah itu mati.

MAJU

Bagimu Negeri
Menyediakan api.

Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai


Maju
Serbu
Serang
Terjang

Wednesday, October 21, 2009

Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia – Taufiq Ismail



Ketika di Pekalongan, SMA kelas tiga
Ke Wisconsin aku dapat beasiswa
Sembilan belas lima enam itulah tahunnya
Aku gembira jadi anak revolusi Indonesia
Negeriku baru enam tahun terhormat diakui dunia
Terasa hebat merebut merdeka dari Belanda
Sahabatku sekelas, Thomas Stone namanya,
Whitefish Bay kampung asalnya
Kagum dia pada revolusi Indonesia
Dia mengarang tentang pertempuran Surabaya
Jelas Bung Tomo sebagai tokoh utama
Dan kecil-kecilan aku nara-sumbernya
Dadaku busung jadi anak Indonesia
Tom Stone akhirnya masuk West Point Academy
Dan mendapat Ph.D. dari Rice University
Dia sudah pensiun perwira tinggi dari U.S. Army
Dulu dadaku tegap bila aku berdiri
Mengapa sering benar aku merunduk kini

Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak
Hukum tak tegak, doyong berderak-derak
Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, ebuh Tun Razak,
Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza
Berjalan aku di Dam, Champs Élysées dan Mesopotamia
Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata
Dan kubenamkan topi baret di kepala
Malu aku jadi orang Indonesia।



Di negeriku, selingkuh birokrasi peringkatnya di dunia nomor satu,
Di negeriku, sekongkol bisnis dan birokrasi
berterang-terang curang susah dicari tandingan,
Di negeriku anak lelaki anak perempuan, kemenakan, sepupu
dan cucu dimanja kuasa ayah, paman dan kakek
secara hancur-hancuran seujung kuku tak perlu malu,
Di negeriku komisi pembelian alat-alat berat, alat-alat ringan,
senjata, pesawat tempur, kapal selam, kedele, terigu dan
peuyeum dipotong birokrasi
lebih separuh masuk kantung jas safari,
Di kedutaan besar anak presiden, anak menteri, anak jenderal,
anak sekjen dan anak dirjen dilayani seperti presiden,
menteri, jenderal, sekjen dan dirjen sejati,
agar orangtua mereka bersenang hati,
Di negeriku penghitungan suara pemilihan umum
sangat-sangat-sangat-sangat-sangat jelas
penipuan besar-besaran tanpa seujung rambut pun bersalah perasaan,
Di negeriku khotbah, surat kabar, majalah, buku dan
sandiwara yang opininya bersilang tak habis
dan tak utus dilarang-larang,
Di negeriku dibakar pasar pedagang jelata
supaya berdiri pusat belanja modal raksasa,
Di negeriku Udin dan Marsinah jadi syahid dan syahidah,
ciumlah harum aroma mereka punya jenazah,
sekarang saja sementara mereka kalah,
kelak perencana dan pembunuh itu di dasar neraka
oleh satpam akhirat akan diinjak dan dilunyah lumat-lumat,
Di negeriku keputusan pengadilan secara agak rahasia
dan tidak rahasia dapat ditawar dalam bentuk jual-beli,
kabarnya dengan sepotong SK
suatu hari akan masuk Bursa Efek Jakarta secara resmi,
Di negeriku rasa aman tak ada karena dua puluh pungutan,
lima belas ini-itu tekanan dan sepuluh macam ancaman,
Di negeriku telepon banyak disadap, mata-mata kelebihan kerja,
fotokopi gosip dan fitnah bertebar disebar-sebar,
Di negeriku sepakbola sudah naik tingkat
jadi pertunjukan teror penonton antarkota
cuma karena sebagian sangat kecil bangsa kita
tak pernah bersedia menerima skor pertandingan
yang disetujui bersama,

Di negeriku rupanya sudah diputuskan
kita tak terlibat Piala Dunia demi keamanan antarbangsa,
lagi pula Piala Dunia itu cuma urusan negara-negara kecil
karena Cina, India, Rusia dan kita tak turut serta,
sehingga cukuplah Indonesia jadi penonton lewat satelit saja,
Di negeriku ada pembunuhan, penculikan
dan penyiksaan rakyat terang-terangan di Aceh,
Tanjung Priuk, Lampung, Haur Koneng,
Nipah, Santa Cruz dan Irian,
ada pula pembantahan terang-terangan
yang merupakan dusta terang-terangan
di bawah cahaya surya terang-terangan,
dan matahari tidak pernah dipanggil ke pengadilan sebagai
saksi terang-terangan,
Di negeriku budi pekerti mulia di dalam kitab masih ada,
tapi dalam kehidupan sehari-hari bagai jarum hilang
menyelam di tumpukan jerami selepas menuai padi.

Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak
Hukum tak tegak, doyong berderak-derak
Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, Lebuh Tun Razak,
Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza
Berjalan aku di Dam, Champs Élysées dan Mesopotamia
Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata
Dan kubenamkan topi baret di kepala
Malu aku jadi orang Indonesia।


1998


namun tidak begitu dengan ku...